Selasa, 21 Desember 2010

Logam Transisi

Unsur-unsur golongan transisi adalah unsur  logam yang memiliki kulit elektron d atau f yang tidak penuh dalam keadaan netral atau kation. Unsur golongan transisi mempunyai 53 unsur.
Gambar 1 klasifikasi unsur-unsur dalam sistem periodik
                                                                                                                                                          ( Saito, 1996 )
Unsur-unsur golongan transisi terbagi atas 3 deret yaitu :
·         Deret pertama ( transisi ringan): periode 4
·         Deret kedua ( transisi berat ): periode 5
·         Deret ketiga : Lantanida

Ciri-ciri logam transisi :
·         Mempunyai biloks lebih dari satu
·         Orbital d yang belum penuh
·         Ionnya berwarna-warni
·         Dapat membentuk senyawa kompleks
·         Sebagai katalis
                                                                                                                                                (Martak, 2010 )
Sifat logam transisi blok d sangat berbeda antara logam deret pertama (3d) dan deret kedua (4d), walaupun perbedaan deret kedua dan ketiga (5d) tidak terlalu besar.  Jari-jari logam dari skandium sampai tembaga (166 sampai 128 pm) lebih kecil daripada jari-jari tritium, Y, sampai perak, Ag, (178 sampai 144 pm) atau jari-jari, lantanum, sampai emas (188 sampai 146 pm). Lebih lanjut, senyawa logam transisi deret pertama jarang yang berkoordinasi 7, sementara logam transisi deret kedua dan ketiga dapat berkoordiasi 7-9.  Cerium, Ce, (dengan radius 182 pm) ~ lutetium, Lu, (dengan radius 175 pm) terletak antara La dan Hf dan karena kontraksi lantanoid, jari-jari logam transisi deret kedua dan ketiga menunjukkan sedikit variasi.
Logam transisi deret kedua dan ketiga berbilangan oksida lebih tinggi  lebih stabil dari pada keadaan oksidasi tinggi logam transisi deret pertama.  Contohnya meliputi tungsten heksakhlorida, WCl6, osmium tetroksida, OsO4, dan platinum heksafluorida, PtF6.  Senyawa logam transisi deret pertama dalam bilangan oksidasi tinggi adalah oksidator kuat dan oleh karena itu mudah direduksi. Di pihak lain, sementara senyawa M(II) dan M(III) umum dijumpai pada  logam transisi deret pertama, bilangan oksidasi ini jarang dijumpai pada unsur-unsur di deret kedua dan ketiga.  Misalnya, hanya dikenal sedikit senyawa Mo(III) atau W(III) dibandingkan dengan senyawa Cr(III).  Ion akua (ion dengan ligan air) sangat umum dalam logam transisi deret pertama tetapi ion yang sama untuk logam transisi deret kedua dan ketiga jarang diamati ( Saito, 1996 ).
            
Logam transisi sebagai katalis
·         Besi pada Proses Haber
·         Nikel pada hidrogenasi ikatan C=C

Senyawa-senyawa logam transisi sebagai katalis
·         Vanadium ( V ) oksida pada proses Contact

Ion-ion besi pada reaksi antara ion-ion persulfat dan ion-ion iodida
Reaksi di katalisis oleh keberadaan salah satu diantara ion besi(II) atau ion besi(III).
                                                                                                                       ( Clark, 2007 )

DAFTAR PUSTAKA
Clark,Jim,(2007),”Ciri-ciri Umum Kimia Logam transisi”, chem-is-try.org
Martak, Fahimah,(2010),”Transition Metal.ppt”
Saito,Taro,(1996),”Kimia Anorganik”, Iwanami Shoten, Tokyo 

by : Ciccyliona D.Y 1408 100 018










2 komentar:

  1. koq sedikit pembhasannyaa??? (esti)

    BalasHapus
  2. menurut saya sudah banyak sih mbak dari 8 artikel ini. yang kurang tentang apa mb?
    handoyo

    BalasHapus